Apa itu ILR ?

Retret adalah kegiatan mengundurkan diri dari dunia ramai untuk menenangkan dan mengembangkan batin. Bagi seorang Buddhis, retret adalah momen untuk merenungkan kembali Dharma yang telah dipelajari, mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari demi meningkatkan sifat-sifat baik, meredam sifat-sifat buruk, dan menemukan solusi untuk berbagai persoalan hidup.

Secara khusus, dalam retret Lamrim, proses perenungan ini dilakukan berdasarkan Tahapan Jalan Menuju Pencerahan (Lamrim), rangkaian keseluruhan ajaran Buddha yang telah disusun menjadi topik urut & sistematis sesuai kebutuhan kita. Topik-topik ini dipelajari, direnungkan, dan dimeditasikan sehingga Dharma benar-benar bisa memandu kita mengarungi kehidupan yang penuh makna.

Apa saja yang dilakukan dalam sebuah retret Lamrim?

  • Pembangkitan Motivasi
    Membangkitkan motivasi memiliki tujuan untuk mengembangkan niat mengakhiri penderitaan semua makhluk dan menuntun mereka pada kebahagiaan sejati. Untuk mencapai tujuan ini, kita bertekad untuk mencapai kebuddhaan, agar bisa benar-benar mewujudkannya.
  • Puja Bakti – Enam Praktik Pendahuluan
    Sesi pengajaran Dharma selalu diawali dengan puja bersama yang dipimpin oleh anggota Sangha. Secara khusus, puja bakti yang dilakukan meliputi 6 Praktik Pendahuluan, metode purifikasi karma buruk & penghimpunan kebajikan yang diajarkan oleh Mahaguru Suwarnadwipa Dharmakirti dari Sriwijaya.
    Dalam praktik ini, kita menghaturkan penghormatan kepada Guru dan Triratna, menyatakan perlindungan, melakukan pengumpulan kebajikan ekstensif, purifikasi karma buruk, serta memohon berkah kepada ladang kebajikan. Praktik ini kemudian menjadi modal agar aktivitas yang dilakukan sepanjang hari menjadi praktik bajik yang membawa manfaat bagi perkembangan diri kita.
  • Pengajaran Dharma
    Belajar Lamrim dibagi menjadi tiga tahap yaitu belajar, merenung, dan meditasi. Tahap belajar bisa dilakukan dengan membaca buku atau mendengarkan pengajaran Dharma. Mengikuti pengajaran Dharma, kita akan mendapatkan manfaat seperti bertambahnya pengetahuan dan kebijaksanaan.
    Pengajaran Dharma kali ini akan disampaikan oleh Y.M. Biksu Bhadra Ruci yang dikenal akan pembabaran yang praktis dan santai sesuai dengan kondisi peserta, khususnya generasi muda. Dengan demikian esensi dari Dharma yang disampaikan akan dapat diterima dengan baik oleh generasi muda. 
  • Diskusi
    Peserta dibagi beberapa kelompok untuk berdiskusi yang dipandu oleh Tim Sumatikirti. Pembelajaran yang telah dibabarkan akan diskusikan oleh sesama peserta dan dapat direfleksikan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, peserta juga dapat mengajukan pertanyaan seputar sesi pengajaran Dharma maupun mengenai Buddhadharma secara umum.
  • Meditasi
    Setelah belajar Dharma, tahap selanjutnya adalah meditasi. Topik Dharma yang telah dipelajari perlu untuk direnungkan dan dimeditasikan agar benar-benar tertanam dan tumbuh dalam batin kita. Setelah tertanam dalam batin maka, Dharma akan lebih mudah dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian kita akan memetik manfaat yang utuh bukan hanya untuk diri kita, tapi juga untuk orang lain.
  • Upacara Pembangkitan Bodhicita
    Di akhir retret, peserta akan diajak untuk membangkitkan batin pencerahan (Bodhicita) melalui upacara yang mencakup penjelasan topik dan pengambilan ikrar. Melalui upacara pembangkitan bodhicita, kita menanam benih welas asih agung di batin kita sehingga kita dapat menolong semua makhluk agar dari penderitaan. . 
  • Penghimpunan Kebajikan
    Peserta dapat mengisi waktu di antara sesi dengan melakukan berbagai aktivitas bajik seperti:
  • Persembahan Mandala
    Berdana merupakan praktik kemurahan hati untuk menyempurnakan paramita. Dalam praktiknya,  berdana dapat berupa memberikan persembahan dapat dilakukan secara nyata dengan mempersembahkan segala sesuatu yang bersifat ril seperti materi atau visualisasi persembahan kepada objek perlindungan. Mandala dalam kosmologi Buddhisme melambangkan alam semesta dan segala isinya. Mempersembahkan mandala sama dengan mempersembahkan alam semesta secara mental kepada Tri Ratna yang akan menghasilkan kebajikan luar biasa besar.
  • Namaskara
    Ketika bernamaskara, kita menggunakan seluruh tubuh untuk menghormati guru dan Triratna, ladang kebajikan yang tak terhingga. Dengan bernamaskara, kita juga memurnikan tubuh, ucapan, dan batin dari segala hal yang menghalangi kita untuk mencapai Kebuddhaan yang lengkap dan sempurna demi kebahagiaan semua makhluk.
  • Persembahan Pelita
    Sebuah pelita yang terang dan bercahaya yang mempunyai makna satu hati yang bercahaya juga bisa menerangi jutaan hati lainnya. Dengan persembahan pelita, kita berharap semoga sepanjang hidup kita selalu diterangi pelita kebajikan. Semoga kita juga  senantiasa hidup sukses, sehat, tanpa halangan, serta memperoleh pertolongan dan perlindungan dari Buddha. 
  • Persembahan Torma
    Menghaturkan persembahan pada ladang kebajikan akan menghasilkan buah kebajikan yang sangat besar karena aktivitas kebajikan kita dikalikan jumlah semua makhluk yang tak hingga. Melihat besarnya timbunan kebajikan yang akan didapatkan, selama Indonesia Lamrim Retreat peserta juga dilibatkan untuk mempersiapkan torma persembahan yang akan digunakan selama rangkaian kegiatan berlangsung. Torma tersebut terdiri dari makanan ringan yang siap disusun, maupun torma dari champa yang perlu dibuat dan dibentuk secara khusus.